Salah satu program unggulan Bupati Jember Muhammad Fawait, yakni Wadul Guse, hadir sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Tak hanya itu, program ini juga dimanfaatkan sebagai alat evaluasi terhadap kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember.
"Wadul Guse merupakan bagian dari upaya kami untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik. Masyarakat bebas menyampaikan keluhan, termasuk soal pungutan liar. Alhamdulillah, kasus pungli yang dilaporkan kemarin berhasil ditangani dan uangnya sudah dikembalikan," ungkap Bupati Fawait.
Didampingi Wakil Bupati Djoko Susanto, Fawait menyebut bahwa setiap aduan yang masuk ke Wadul Guse akan dijadikan indikator dalam menilai efektivitas dan kecepatan kerja OPD.
"Program ini memberi gambaran mana OPD yang bekerja cepat (satset), dan mana yang perlu dorongan. Kalau tidak bisa cepat, ya saya bilang perlu dikasih ‘minuman penyegar’,” ujarnya dengan nada santai namun tegas.
Fawait menegaskan pentingnya penyesuaian ritme kerja birokrasi dengan gaya kepemimpinan kepala daerah. Jika ada OPD yang dirasa kurang pas dalam menjalankan tugasnya, maka penyegaran struktural menjadi pilihan yang wajar.
"Bukan berarti mereka tidak kompeten, tapi mungkin kurang cocok di posisi itu. Jadi, kami akan melakukan penyegaran jika memang diperlukan," imbuhnya.
Program Wadul Guse sendiri telah mendapat respons positif dari masyarakat, bahkan menarik perhatian daerah lain yang berencana melakukan studi banding untuk mengadopsinya.
"Semangat otonomi daerah adalah memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat. Meski belum sempurna, kami terus berusaha. Wadul Guse adalah jembatan antara pemerintah dan masyarakat, untuk memperkuat komunikasi dan perbaikan pelayanan,” pungkas Gus Fawait, sapaan akrab mantan anggota DPRD Jawa Timur itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar