JEMBER – Rencana penutupan total Jalur Gumitir mulai 24 Juli 2025 menuai sorotan tajam dari DPRD Jember. Komisi C DPRD meminta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk melakukan kajian ulang atas kebijakan tersebut, mengingat dampaknya yang dinilai akan sangat luas, terutama terhadap sektor transportasi dan perekonomian antara Jember dan Banyuwangi.
Anggota Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto, menegaskan bahwa pihaknya akan memanggil BPJN guna meminta penjelasan resmi. Ia menyebut, penutupan penuh jalur nasional penghubung dua kabupaten ini tidak bisa dilakukan secara gegabah tanpa mempertimbangkan risiko sosial dan ekonomi yang ditimbulkan.
“Kami minta rencana penutupan total itu dikaji ulang karena jelas akan berdampak besar pada arus transportasi, distribusi logistik, hingga kegiatan masyarakat sehari-hari di Jember dan Banyuwangi,” kata David saat ditemui, Selasa (2/7/2025).
David menjelaskan, penutupan total Jalur Gumitir berpotensi menghambat pasokan bahan bakar minyak (BBM), gas, hingga material bangunan yang sangat dibutuhkan untuk proyek-proyek infrastruktur. Selain itu, akses pendidikan turut terdampak, sebab ada pelajar yang rutin melintasi jalur tersebut setiap hari.
“Ini bukan hanya soal tidak bisa lewat. Dampaknya menyentuh banyak sektor: logistik, pendidikan, bahan bangunan. Bahkan pengiriman sayur dari Banyuwangi ke Jember pun bisa terganggu,” jelas politisi Partai NasDem itu.
Dari sisi ekonomi, David memperkirakan biaya distribusi akan meningkat tajam. Rute alternatif yang lebih jauh dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman dan naiknya ongkos operasional, yang berpotensi memicu kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.
Komisi C DPRD Jember juga berencana meminta Bupati Jember untuk memfasilitasi pertemuan dengan BPJN agar solusi terbaik bisa dicapai bersama. “Kalau memang penutupan tidak bisa dihindari, kami minta pembangunan dipercepat agar dampaknya bisa diminimalisir,” tegasnya.
Terkait opsi sistem buka-tutup, David menyebut perlu kajian teknis yang lebih rinci, mengingat karakteristik Jalur Gumitir yang rawan karena berada di kawasan hutan dengan medan ekstrem berupa jurang dan tebing.
“Karena ini satu-satunya jalur penghubung dan merupakan proyek nasional, semua keputusan harus diambil dengan sangat hati-hati,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar